Surga

Penghuni Surga abadi di dalam Surga, senantiasa muda, dalam keadaan bahagia, bersandar diatas ranjang, senantiasa dalam keteduhan karena tidak ada matahari, pakaian nya tidak pernah rusak, tidak merasakan lelah, tidak ada rasa dengki terhadap penghuni Surga lainya. Read more

Thursday, June 13, 2013

Sholat (Part 6)



Allah Yang Maha Kuasa berfirman
{   وَأَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ   }
“Dan laksanakanlah sholat” (Al Quran Surat Al Baqarah : 43)

Perkara yang membatalkan sholat ada 14, yaitu :
1.       Terkena hadas kecil atau hadas besar
Yang menyebabkan hadas kecil ada 4 :
1. Keluar sesuatu dari kemaluan depan atau belakang 
2. Hilang akal 
3. Menyentuh kemaluan sendiri dengan telapak tangan bagian dalam 
4. Menyentuh kulit pria/wanita bukan mahram

Yang menyebabkan hadas besar ada 6 :
1. Keluar mani 
2. Masuknya kulup kemaluan pria ke bagian dalam kemaluan (depan atau belakang) manusia atau hewan 3. Meninggal 
4. Haid 
5. Nifas 
6. Melahirkan

2.       Badan atau pakaian terkena najis (yang tidak dimaafkan) yang tidak segera dibuang (lewat ½ detik)
NB : cara membuang najis itu dengan tidak membawa atau memegang barang yang terkena najis

3.       Terbuka aurat yang tidak segera ditutup
Jika terbuka aurat karena angin lalu segera ditutup (belum ½ detik) maka sah sholatnya.
Tetapi jika terbukanya bukan karena angin, maka sholatnya batal meski sudah ditutup dengan segera

4.       Dalam keadaan ingat (kalau sedang sholat) dan sengaja mengucapkan 2 huruf atau 1 huruf yang bermakna
Misal : 2 huruf “aa” atau “ui” atau 1 huruf yang bermakna “i” (saya) dengan bahasa inggris

5.       Melakukan sesuatu yang membatalkan puasa
Yang membatalkan puasa ada 11 :
1. Murtad 
2. Haid 
3. Nifas 
4. Melahirkan 
5. Gila meskipun sebentar 
6. Pingsan yang disengaja dari shubuh – maghrib 
7. Mabuk yang disengaja dari shubuh – maghrib 
8. Masuknya sesuatu kedalam tubuh melalui lubang yang terbuka 
9. Sengaja muntah 
10. Keluar mani dengan sentuhan dan syahwat 
11. Masuknya kulup kemaluan pria ke bagian dalam kemaluan (depan atau belakang) manusia atau hewan
NB : jika no. 8 – 11 dilakukan dengan sengaja dan tidak ada paksaan maka membatalkan sholat dan puasa

6.       Makan atau minum dengan kadar yang banyak meskipun lupa
Kadar yang sedikit seperti biji bijan, setengah biji nasi, satu tetes air

7.       Bergerak 3x dengan berturut-turut meskipun lupa
Misal kedua tangan bergerak yang diiringi dengan gerakan kepala
8.       Melompat

9.       Memukul atau menendang sampai semua badan ikut bergerak

10.   Menambah rukun perbuatan dengan sengaja
Misal : setelah i’tidal melakukan ruku’ lagi
Di dalam sholat ada 17 rukun, yang terbagi menjadi 3 macam :
1. Rukun hati : niat
2. Rukun perbuatan : berdiri, ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk untuk tasyahud akhir, thuma’ninah di empat tempat (ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud), tertib
3. Rukun ucapan : takbiratul ihram, membaca al fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca sholawat kepada Nabi di tasyahud akhir, salam

11.   Mendahului imam atau terlambat darinya dengan 2 rukun perbuatan tanpa udzur
Contoh mendahului : imam masih berdiri tapi makmum sedang turun untuk sujud. Atau imam masih berdiri, ketika imam akan ruku’ ternyata makmum i’tidal, ketika imam akan i’tidal ternyata makmum sujud (mendahului imam dengan 2 rukun perbuatan, ruku’ dan i’tidal).
Contoh terlambat : Makmum masih berdiri, sedangkan imam sedang turun untuk sujud.

12.   Berniat keluar dari sholat
Ketika sholat, di dalam hati berniat keluar dari sholat “saya keluar dari sholat”

13.   Menggantungkan keluarnya dari sholat dengan sesuatu
Ketika sholat, di dalam hati berniat “jika teman saya datang maka saya keluar dari sholat”

14.   Ragu-ragu untuk keluar dari sholat
Ketika sholat, di dalam hati ragu-ragu apakah keluar dari sholat atau tidak

Sholat (Part 5)



Allah Yang Maha Kuasa berfirman
{   وَأَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ   }
“Dan laksanakanlah sholat” (Al Quran Surat Al Baqarah : 43)

Rukun sholat adalah sesuatu yang harus dipenuhi di dalam sholat.
Rukun-rukun sholat ada 17 :
1.    Berdiri bagi yang mampu
Sholat yang wajib (misal sholat dhuhur, sholat yg dinadzari, dll) harus dilaksanakan dengan berdiri jika mampu.
Sedangkan sholat sunnah (misal sholat dhuha) boleh dilakukan dengan duduk atau berbaring miring (akan tetapi waktunya ruku’ dan sujud harus duduk) meski mampu berdiri.

2.    Takbiratul ihram
Lafadz takbiratul ihram adalah أَللَّهُ أَكْبَرُ dan ketika mengucapkan nya harus terdengar oleh telinga sendiri (jika tidak terdengar dikarenakan volume pengucapan nya terlalu kecil misalnya, maka tidak sah takbiratul ihram nya)

3.    Niat
Ketika Takbiratul Ihram hati berniat “أُصَلِّىفَرْضَ الظُّهْرِ “ atau “saya sholat fardhu dhuhur” atau bahasa lain nya, yang penting mengandung 3 poin (saya sholat, fardhu, dhuhur/ashar)

4.    Membaca Surat Al Fatihah
Basmalah termasuk Surat Al Fatihah, jadi harus dibaca juga. Ketika membaca Surat Al Fatihah, harus terdengar oleh telinga sendiri, jika tidak maka harus diulang.

5.    Ruku’
Batas minimal membungkuk yang sah untuk ruku’ adalah sekiranya telapak tangan bisa menyentuh lutut

6.    Thuma’ninah
Thuma’ninah adalah diam sejenak (1/2 detik) dengan meletakkan semua anggota tubuh pada tempatnya

7.    I’tidal

8.    Thuma’ninah

9.    Sujud 2x
Ketika sujud harus meletakkan sebagian dari 7 anggota tubuh (dahi, kedua telapak tangan bagian dalam, kedua lutut, jari-jari kedua telapak kaki bagian dalam)

10.  Thuma’ninah
11.  Duduk diantara 2 sujud
Duduk dengan model apapun boleh, akan tetapi yang palig bagus adalah duduk

12.  Thuma’ninah

13.  Duduk untuk tasyahud akhir
Duduk dengan model apapun boleh, akan tetapi yang palig bagus adalah duduk iftirasy

14.  Tasyahud akhir

15.  Sholawat kepada Nabi Muhammad di tasyahud akhir

16.  Salam

17.  Tertib

Wednesday, June 12, 2013

Sholat (Part 4)




Allah Yang Maha Kuasa berfirman
{   وَأَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ   }
“Dan laksanakanlah sholat” (Al Quran Surat Al Baqarah : 43)

58. Diam sejenak diantara doa iftitah dan ta’awudz 
59. Diamnya sekadar bacaan سُبْحَانَ اللَّهُ (1 detik)
60. Membaca ta’awudz, kalimat ta’awudz paling bagus adalah أَعُوْذُ بِا للَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ   
61. Membaca nya dengan suara lirih 
62. Diam sejenak diantara ta’awudz dan Surat Al Fatihah 
63. Diamnya sekadar bacaan سُبْحَانَ اللَّهُ (1 detik)

64. Membaca Surat Al Fatihah (basmalah termasuk surat Al Fatihah jadi harus dibaca) 

65. Menyambung bacaan basmalah dengan hamdalah 
66. Membaca Surat Al Fatihah dengan satu nafas 
67. Setelah selesai membaca Surat Al Fatihah berdoa dengan رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَجَمِيْعِ الْمُسْلِميْنَ 
68. Mengulang kembali (dari awal) Surat Al Fatihah jika dipotong oleh dzikir yang disunnahkan di sholat (misal mengucapkan أَمِيْنَ untuk bacaan Fatihah nya imam ketika sedang membaca Al Fatihah) 
69. Mengeraskan bacaan Surat Al Fatihah ketika rakaat (pertama & kedua ) di sholat tertentu (shubuh, maghrib, isya’, jumat, hari raya, istisqa’ –sholat minta hujan-, khusuf –sholat gerhana bulan-, tarawih & witir berjamaah) 
70. Diam sejenak diantara Surat Al Fatihah dan أَمِيْنَ . 
71. Diamnya sekadar bacaan سُبْحَانَ اللَّهُ (1 detik)
72. Mengucapkan أَمِيْنَ  (artinya “kabulkanlah ya Allah”) 
73. Ditambah  رَبَّ الْعَالَمِيْنَيَا  
74. Memanjangkan huruf hamzah 
75. Memendekkan huruf mim 
76. Mengiringi ucapan أَمِيْنَ imam dengan أَمِيْنَ nya makmum 
77. Berusaha mengiringi ucapan أَمِيْنَ imam dengan أَمِيْنَ nya makmum 
78. Mengeraskan ucapan أَمِيْنَ ketika rakaat (pertama & kedua ) di sholat tertentu (shubuh, maghrib, isya’, tarawih & witir berjamaah) 
79. Diam sejenak diantara أَمِيْنَ dan membaca ayat 
80. Diamnya sekadar bacaan سُبْحَانَ اللَّهُ (1 detik) 
81. Pada rakaat dan sholat tertentu imam memperlama diamnya 
82. Imam memperlama diam nya itu seperti lama nya membaca Surat Al Fatihah (17 detik) agar digunakan waktu tersebut oleh makmum untuk membaca Surat Al Fatihah 
83. Ketika diam nya imam, sebaiknya imam membaca ayat Al Quran atau berdzikir 
84. Imam membacanya dengan lirih 
85. Jika imam membaca ayat Al Quran ketika waktu diam tersebut, maka sebaiknya membaca ayat yang berurutan dengan ayat yang akan dibaca setelahnya
86. Membaca ayat Al Quran 
87. Membaca basmalah terlebih dahulu kecuali jika membaca ayat/Surat Baroah 
88. Ayat yang dibaca selain Surat Al Fatihah 
89. Sebaiknya membaca 3 ayat atau lebih 
90. Sebaiknya membaca Surat yang lengkap daripada membaca beberapa ayat saja 
91. Makmum mendengar bacaan ayat Al Quran dari imam 
92. Bacaan ayat di rakaat pertama lebih panjang dari ayat yang dibaca di rakaat kedua 

93. Bacaan surat rakaat kedua setengahnya atau kurang dari bacaan ayat di rakaat pertama 
94. Mengeraskan bacaan ayat di rakaat & sholat tertentu, kecuali perempuan yang disisinya ada laki-laki bukan mahram 
95. Perempuan disunnahkan mengeraskan bacaan (Surat Al Fatihah, bacaan ayat, dll) & suaranya (takbiratul ihram, takbir untuk ruku’, dll) di rakaat & sholat tertentu, tapi suaranya tidak sekeras suara laki-laki (volume nya dikecilkan sedikit) 
96. Melirihkan suara di rakaat & sholat tertentu 
97. Membaca surat-surat tertentu di sholat-sholat tertentu (misal membaca Surat Al kafirun & Al Ikhlas ketika sholat sunnah ba’diyah maghrib, dll) 
98. Berusaha untuk senantiasa mengamalkan sunnah no. 97 
99. Memotong surat yang tidak disunnahkan pada waktunya (misal baca Surat Al Falaq ketika sholat sunnah ba’diyah maghrib) 
100. Merenungi/tadabbur ayat-ayat Al Quran yang dibaca 
101. Membacanya dengan tartil/tajwid yang bagus


Sholat (Part 3)



Allah Yang Maha Kuasa berfirman
{   وَأَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ   }
“Dan laksanakanlah sholat” (Al Quran Surat Al Baqarah : 43)

Rukun-rukun sholat ada 17 (yang ditulis dengan huruf tebal dan miring), berikut penjelasannya beserta sunnah-sunnah sholat yang berjumlah sekitar 500 sunnah :
1. Adzan 
2. Iqomah 
3. Tegak ketika berdiri 
4. Merenggangkan kedua telapak kaki 
5. Merenggangkannya sejengkal 
6. Melihat ke tempat sujud 
7. Selalu melihat ke tempat sujud 
8. Menundukkan kepala (sedikit saja) 
9. menggosok gigi (sebaiknya dengan kayu siwak, kalau tidak bisa maka dengan kain atau sikat gigi) 
10. Menggunakan kopiah 
11. Menggunakan imamah 
12. Menggunakan surban 
13. Membaca ta’awudz( أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ) 
14. Membaca surat An Nas 
15. Meludah (tapi tanpa ludah) ke arah kiri 
16. Disertai dengan membaca رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنَ وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُوْنَ 
17. Jika merasa was-was (diganggu setan), maka meletakkan telapak tangan kanan diatas dadanya 
18. Disertai mengucapkan
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْخَلَّاقِ الْفَعَّالِ إِنْ يَشَأْ يُذْ هِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيْدٍ وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيْزٍ
19. Mengucapkan niat dengan lisan  أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ
20. Disertai menyebut jumlah rakaat ( أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ
21. Disertai menyebut menghadap qiblat ( مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
22. Disertai menyebut karena Allah Ta’ala ( للَّهِ تَعَالَى
23. Disertai menyebut ada’ atau qadha ( أدَاءً / قَضَاءً
24. Imam berniat menjadi imam, kecuali di 4 sholat (a. sholat jum’at b. sholat mu’adah -sholat lagi- c. sholat yang dinadzarkan jama’ah d. sholat jama’ taqdim dikarenakan hujan) 

25. Berdiri bagi yang mampu 
26. Niat di dalam hati ketika mengucapkan Takbiratul Ihram (minimal أُصَلِّىفَرْضَ الظُّهْرِ atau dengan bahasa Indonesia “saya sholat fardhu dhuhur”) 
27. Mengucapkan Takbiratul Ihram ( أللَهُ أَكْبَرُ

28. Tidak menyambung hamzah takbiratul ihram dengan kalimat sebelumnya ( مَأْمُوْمًا اللَّهُ أَكْبَرْ ) 29. Mengangkat kedua tangan ketika mulai mengucapkan takbiratul ihram 
30. Tidak mengangkatnya ke depan 
31. Tidak diangkat ke bahu 
32. Imam mengeraskan suara ketika takbiratul ihram 
33. Tidak memanjangkan atau memendekkan takbiratul ihram  
34. Tidak menutup kedua telapak tangan dengan sesuatu (sarung tangan, dll) 
35. Kedua telapak tangan menghadap qiblat 
36. Merenggangkan jari-jari tangan 
37. Merenggangkannya dengan sedang 
38. Mensejajarkan kedua jempol tangan dengan kedua cuping telinga 
39. Mensejajarkan ujung jari tangan dengan bagian atas telinga 
40. Menundukkan jari-jari tangan (sedikit saja) 
41. Tidak menggenggam kedua telapak tangan 
42. Mensejajarkan kedua telapak tangan dengan kedua bahu 
43. Berhentinya mengangkat kedua tangan diiringi dengan berhentinya bacaan takbiratul ihram 
44. Setelah selesai mengangkatnya, tidak mengebutkan kedua tangan ke kanan-kiri 
45. Meletakkan kedua tangan diantara dada dan pusar 
46. Meletakkannya bersamaan 
47. Sedikit diarahkan ke kiri 
48. Meletakkan telapak tangan kanan diatas telapak tangan kiri 
49. Meletakkannya diatas pergelangan tangan kiri 
50. Telapak tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri dengan salah satu dari 3 cara (a. jempol di atas, 4 jari sisanya di bawah b. jempol di atas, jari telunjuk dan jari tengah dibentangkan, jari manis dan jari kelingking di bawah c. semua jari dibentangkan) 51. Menggenggam sebagian pergelangan tangan kiri 
52. Menggenggam sebagian lengan bawah 
53. Diam sejenak diantara takbiratul ihram dan doa iftitah 
54. Diamnya sekadar bacaan سُبْحَانَ اللَّهُ (1 detik) 
55. Membaca doa iftitah 
56. Membacanya setelah takbiratul ihram 
57. Membacanya tanpa mengeraskan suara (hanya terdengar oleh telinga sendiri)

Sholat (Part 2)



Allah Yang Maha Kuasa berfirman
{   وَأَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ   }
“Dan laksanakanlah sholat” (Al Quran Surat Al Baqarah : 43)

 Syarat-syarat wajib sholat itu ada 6 :
1. Pernah Beragama Islam
Maka orang yang beragama Islam dan murtad wajib melaksanakan sholat. Akan tetapi orang murtad itu harus kembali ke Islam dahulu agar sholatnya sah. Sedangkan orang non muslim tidak wajib sholat, akan tetapi nanti di akhirat disiksa karena tidak melaksanakan sholat di dunia

2. Sudah baligh
Maka anak yang masih kecil atau tamyiz tidak wajib sholat. Akan tetapi kewajiban orang tua adalah memerintahnya untuk sholat ketika sdh berumur 7 th, dan jika sudah beumur 10 th masih tidak sholat maka dipukul (dengan syarat-syarat tertentu)
NB : Baligh adalah orang yang sudah berumur 15 tahun Hijriyah, atau keluar maninya setelah berumur 9 tahun Hijriyah, atau keluar darah haid dari perempuan setelah berumur lebih dari 8 tahun 338 hari Hijriyah.
Tamyiz adalah sudah bisa makan, minum dan bersuci (bercebok) sendiri

3. Berakal
Maka orang yang gila, mabuk dan pingsan yang tidak disengaja itu tidak wajib sholat. Akan tetapi jika sengaja melakukan sesuatu (minum obat, membenturkan kepala, dll) yang menyebabkan gila, mabuk atau pingsan maka masih terkena kewajiban sholat apabila sudah masuk waktu sholat dan sholatnya tidak sah selama dia masih gila, mabuk atau pingsan. Jadi harus sadar terlebih dahulu jika ingin sholatnya sah.

4. Suci dari haid dan nifas
Maka perempuan yang sedang haid atau nifas itu tidak wajib sholat, juga tidak boleh mengqadha sholat yang ditingalkan di masa-masa haid.

5. Telah sampai kepadanya ajakan agam Islam
Maka orang yang hidup jauh dari Islam dan orang-orang Islam, sehingga belum pernah ada seorangpun yang yang mengajaknya masuk Islam, orang itu tidak wajib sholat

6. Tidak tuli dan buta
Maka orang yang lahir dalam keadaan tuli dan buta tidak wajib melaksanakan sholat. Akan tetapi jika tuli atau buta saja maka dia wajib melaksanakan sholat, karena orang yang tuli masih bisa belajar agama dengan penglihatan, sedangkan orang yang buta masih bisa belajar agama dengan pendengaran

Sholat (Part 1)



Allah Yang Maha Kuasa berfirman
{   وَأَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ   }
“Dan laksanakanlah sholat” (Al Quran Surat Al Baqarah : 43)
Syarat-syarat sah sholat itu ada 11 :
1.    Beragama Islam
Maka sholatnya orang non muslim tidak sah

2.    Tamyiz (sudah bisa makan, minum dan bersuci sendiri setelah buang air kecil atau besar)
maka sholatnya anak kecil yang belum tamyiz (masih berumur 3 th misalnya) itu tidak sah, begitu juga orang gila dan mabuk

3.    Mengetahui cara melaksanakan sholat
maka orang yang tidak tahu bagaimana cara sholat lalu coba-coba, sholatnya tidak sah

4.    Suci dari hadas kecil dan besar
sesuatu yang membatalkan wudhu ada 4 hal, jika melakukan salah satunya maka terkena hadas kecil, nah hadas kecil hilang dengan berwudhu atau tayamum (bersuci menggunakan debu jika tidak bisa menggunakan air)
sesuatu yang mewajibkan mandi junub/besar ada 6 hal, jika melakukan salah satunya maka terkena hadas besar, nah hadas besar hilang dengan mandi junub/besar atau tayamum (jika tidak bisa menggunakan air)

5.    Suci dari najis (yang tidak dimaafkan) pada badan, pakaian dan tempat sholat
jika terdapat najis (yang tidak dimaafkan) di badan, pakaian atau tempat sholat maka sholatnya tidak sah
NB : yang dimaksud tempat sholat adalah tempat yang disentuh oleh anggota tubuh dan pakaian orang yang sholat tersebut

6.    Menutup aurat (tidak terlihat warna kulit)
aurat laki-laki ketika sholat : antara pusar dan lutut. Maka harus menutup sebagian dari pusar dan lutut
aurat perempuan ketika sholat : semua anggota tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan (bagian dalam dan luar). Maka harus menutup kedua pergelangan tangan

7.    Menghadap kiblat (dengan dada)
maka orang yang sholat tanpa menghadap kiblat walaupun cuma sebentar itu tidak sah

8.    Telah masuk waktu sholat
Jika sholat dhuhur sebelum masuk waktunya maka tidak sah

9.    Meyakini bahwa sholat 5 waktu itu hukumnya wajib dilakukan
Jika meyakini bahwa sholat 5 itu tidak wajib maka sholatnya tidak sah, begitu juga jika ragu-ragu akan kewajiban sholat 5 waktu

10. Tidak meyakini salah satu dari rukun sholat sebagai sunnah sholat
Jika meyakini salah satu rukun sholat (misalnya membaca al fatihah) sebagai sunnah sholat (tidak dilakukan tidak apa-apa) maka sholatnya tidak sah

11. Menjauhi sesuatu yang membatalkan sholat
Jika melakukan salah satu perkara yang membatalkan sholat (misalnya berbicara) maka sholatnya tidak sah