Surga

Penghuni Surga abadi di dalam Surga, senantiasa muda, dalam keadaan bahagia, bersandar diatas ranjang, senantiasa dalam keteduhan karena tidak ada matahari, pakaian nya tidak pernah rusak, tidak merasakan lelah, tidak ada rasa dengki terhadap penghuni Surga lainya. Read more

Monday, July 22, 2013

Mengingatkan Beribadah


    Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita mengalami kesulitan untuk megingatkan teman/saudara dalam hal beribadah. Terkadang terbesit rasa 'sungkan' untuk mengingatkannya. Padahal beribadah (misalnya shalat) adalah hal yang wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim. Berikut adalah secuil ulasan mengenai mengingatkan beribadah

    Cara membangunkan muslim agar sholat
    1. Membangunkan dia sebelum masuk waktu sholat, hukumnya SUNNAH agar dia bisa jamaah di awal waktu sholat

    1. Membangunkan dia sesudah masuk waktu sholat, hukumnya FARDHU KIFAYAH atas orang yang tahu situasinya, karena dia telah sadar ketika waktu sholat sudah masuk. Hal ini termasuk amar ma'ruf (memerintahkan kebaikan)

    Apabila lupa hingga tidak melaksanakan sholat, maka jika lupa karena perbuatan ibadah (mambaca Al-Quran, dll) maka tidak apa/tidak berdosa. Jika lupa bukan karena ibadah (main catur, dll) maka tidak boleh/berdosa.

    Amar ma'ruf & nahi munkar (memerintahkan ibadah & mencegah kemunkaran) memiliki syarat" di EMPAT SISI :
    1. Yang memrintah/melarang
    1. Yang diperintah/dilarang
    1. Jenis perbuatan
    1. Cara memrintah/melarang
    Jika terpenuhi maka menjadi fardhu kifayah, jika tidak terpenuhi salah satu syarat saja maka hukum amar ma'ruf & nahi munkar berubah menjadi sunah/mubah/haram, tergantung syarat apa yang tidak terpnuhi.
    Diantara syarat dari sisi Yang Memrintah/Melarang adalah nasehatnya didengarkan.



Istikhoroh


Sering kali kita dilanda kebingungan dalam memilih. Dalam Islam, ketika kita sedang ragu/bimbang terhadap suatu pilihan, disunnahkan untuk melakukan shalat istikhoroh agar diberikan petunjuk oleh Allah mana pilihan yang lebih baik untuk kita tempuh. Agar kita diberikan petunjuk setelah sholat istikhoroh maka kita perlu mengetahui bagaimana cara melaksanakan shalat istikhoroh yang baik.. mari kita simak ulasan berikut ini mengenai sholat istikhoroh

Sholat istikhoroh adalah shalat 2 rakaat yang dilaksanakan ketika sedang mengalami kebimbangan akan sebuah pilihan. Solat istikhoroh bisa dilakukan kapan saja, tidak harus malam hari, tidak harus setelah bangun tidur.

Niatkan di hati ketika takbir 'saya sholat istkhoroh'
Selanjutnya seperti biasa. Tapi usahakan membaca Surat Al-kafirun di rakaat pertama (stelah alfatihah), Surat Al-ikhlas di rakaat kedua (setlah al fatihah).
Slesai sholat membaca surat yasin. Lalu berdoa, bahasa arab atau indonesia, isinya :
'Ya Allah sesungguhnya engkau Tuhan Maha Mengetahui sedangkan aku hanyalah hambamu yang lemah yang tidak tahu apa", Maka tunjukkanlah aku sesuatu yang menurutMu baik bagiku di dalam semua perkara yang akan aku lakukan ini, Jika itu terbaik bagiku maka mudahkanlah & berkahilah,  jika tidak maka jauhkanlah dariku. Kabulkan lah doaku berkat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam'
(Awali dan akhiri doa dengan: membaca alhamdulillah & sholawat kapada Nabi. Itu termasuk adab dalam brdoa. Dalam hadis orang yang bersholawat sebelum & sesudah berdoa maka doanya dikabulkan)

Setelah berdoa, lalu tidur, nanti insyaAllah petunjuknya ada di dalam mimpi.
Kemantapan hati setelah berdoa juga termasuk petunjuk, tapi lebih akurat mimpi, karena hati masih sering digoyang setan, jadi takut tidak bisa membedakan mana yang mantap & baik. Lihat mimpinya saja. Bila tidak bermimpi, atau mimpi tapi tidak berkaitan dengan istikhoroh, maka lakukan seperti itu lagi (dari sholat sampai tidur) sampai mimpi yang berkaitan dengan istikharah. Ingat, tidurnya harus dalam keadaan suci dari hadas kecil & besar. Karena bila tidak suci, maka mimpi itu tidak djamin dari Allah, melainkan mungkin dari setan.




Melamar Seorang Wanita Sholihah



Salah satu proses menuju pernikahan adalah melamar. Melamar seorang wanita sholihah tentu tidak bisa sembarangan, karena hubungan yang diharapkan ke depan adalah hubungan yang baik, yang diridhoi oleh Allah. Nah, bagaimana cara melamar seperti yang dituntunkan oleh Nabi? 

Proses lamaran yg baik & benar sesuai ajaran Nabi:
Laki" tersebut atau wakilnya (ayah, paman, ustad, teman dll) datang ke ayah perempuan itu lalu mengucap:

"Bismillahirrohmanirrohim..." (membaca basmalah)
"Alhamdulillahirrobbil'alamin..." (membaca hamdalah)
"Wassholatu wassalamu 'ala sayyidil mursalin, wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in..." (membaca sholawat)
"Ushikum wanafsiya bitaqwallah..." (nasehat untuk brtaqwa)
"Amma ba'du"
"Saya datang ke sini barmaksud untuk melamar anak bapak yg bernama Juminten"

Kemudian,  jika mereka menerima maka cara menjawabnya:

(Membaca basmalah sperti tadi)
(Membaca hamdalah sperti tdi)
(Membaca sholawat sperti tadi)
(Nasehat untuk bertaqwa sperti tadi)
"Amma ba'du"
"Lamaran kamu diterima"

Tapi bila yang berbicara itu wakil nya calon suami maka, kalimatnya menjadi:
"Saya datang kesini"
Diganti
"Aam datang kesini"

Untuk pihak perempuan, tidak masalah untuk menunda jawaban untuk berfikir terlebih dahulu, bahkan berfikir-musyawarah-istikharah itu dianjurkan sebelum melakukan apapun, agar: Tidak salah memilih, tidak salah langkah, bisa terlaksana dengan baik.
Apalagi bila urusan menikah yang mana suami-istri akan menjalin hubungan mulia seumur hidup (insyaAllah tidak terjadi perceraian).
Bila sudah istikharah-musyawarah-berfikir & cocok maka jwabannya seperti itu
Tapi bila tidak cocok maka tidak usah djawab alias didiamkan saja agar laki" itu tidak sakit hati. Semua orang yang mengerti ajaran Islam tahu kalau didiamkan berhari" itu tandanya tidak ditrima lamarannya. Otomatis dia menyadari  juga kalau pihak perempuan tidak suka laki" itu (entah tidak suka akhlaknya, wajahnya, pendidikan agamanya yang kurang, dll). Didiamkan itu lebih daripada: Dijelaskan kalau "lamaran anda tidak diterima" atau "mungkin masih belum jodohnya" Dll

Dalam akad nikah harus ada mahar/mas kawin. Nah mas kawin itu tidak harus cincin, apapun bisa, asalkan barang yang bisa dijual seperti penggaris, buku, pakaian, dll. Disunahkan (dianjurkan) mas kawin itu tidak kurang dari 10 dirham dan tidak lebih dari 500 dirham (1 dirham : 2,33 g)

Calon istri yang baik & calon keluarga yang sakinah (tentram)-mawaddah (cinta)-warahmah (kasih sayang) adalah yang tidak mengatakan 'saya ingin mas kawin segini'
Tapi dengan sopan menjawab 'Terserah mempelai laki" saja'. Nabi shallallahu alaihi wasallam brsabda: 'Perempuan/keluarga yang penuh dengan berkah adalah yang mempermudah/sedikit mas kawin nya"

Sampai sekarang saya belum pernah dengar dari guru atau ketemu di kitab kalau "dianjurkan memberi sesuatu (cincin, dll) ktika lamaran"

Saya juga belum pernah mendengar dari guru atau ketemu di kitab "sebaiknya jarak lamaran-nikah itu bagaimana", tapi dalam hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam: "Terburu2 itu dari setan, kecuali d dlm 5 hal, salah satunya adalah Menikahakan anak perempuan jika sudah baligh". Maka sebaiknya segera menikah, apalagi kita hidup di zaman yang penuh dengan godaan.
Tapi, orang tua (mungkin berdasarkan pengalaman beliau) berkata:
"Sebaiknya jangan jauh" jarak lamaran-menikah"
Nah Nabi brsabda:
"Ambillah hikmah (nasehat/ilmu yang bermanfaat) meski dari mulut babi"

Antara lamaran-menikah sbaiknya tidak ada hubungan apapun antara calon suami & calon isteri, tidak ada diskon atau dibolehkan ini-itu meski sudah diterima lamarannya, jadi statusnya seperti sebelum lamaran. Hubungan untuk persiapan pernikahan itu boleh bagi orang tua laki" dengan orang tua perempuan (bicarakan tnggal acara, mengundang siapa saja, tempat akad & jamuan tamu, dll)

Minimalnya lamaran itu menyampaikan ke orang tua perempuan kalo kita melamarnya. Kalimatnya apa aja boleh, asal mengandung makna itu & sopan. Khitbah/lamaran adalah permintaan laki" menikahi perempuan. Maka kalimat tadi sudah cukup karena sudah mengandung definisi lamaran. Tapi sebaiknya (disunahkan) baca basmalah, dst seperti tadi, mengikuti ajaran Nabi kita shallallahu alaihi wasallam.