Salah satu proses menuju pernikahan adalah melamar. Melamar seorang wanita sholihah tentu tidak bisa sembarangan, karena hubungan yang diharapkan ke depan adalah hubungan yang baik, yang diridhoi oleh Allah. Nah, bagaimana cara melamar seperti yang dituntunkan oleh Nabi?
Proses
lamaran yg baik & benar sesuai ajaran Nabi:
Laki"
tersebut atau wakilnya (ayah, paman, ustad, teman dll) datang ke ayah perempuan
itu lalu mengucap:
"Bismillahirrohmanirrohim..."
(membaca basmalah)
"Alhamdulillahirrobbil'alamin..."
(membaca hamdalah)
"Wassholatu
wassalamu 'ala sayyidil mursalin, wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in..."
(membaca sholawat)
"Ushikum
wanafsiya bitaqwallah..." (nasehat untuk brtaqwa)
"Amma
ba'du"
"Saya
datang ke sini barmaksud untuk melamar anak bapak yg bernama Juminten"
Kemudian, jika mereka menerima maka cara menjawabnya:
(Membaca
basmalah sperti tadi)
(Membaca
hamdalah sperti tdi)
(Membaca
sholawat sperti tadi)
(Nasehat
untuk bertaqwa sperti tadi)
"Amma
ba'du"
"Lamaran
kamu diterima"
Tapi
bila yang berbicara itu wakil nya calon suami maka, kalimatnya menjadi:
"Saya
datang kesini"
Diganti
"Aam
datang kesini"
Untuk
pihak perempuan, tidak masalah untuk menunda jawaban untuk berfikir terlebih
dahulu, bahkan berfikir-musyawarah-istikharah itu dianjurkan sebelum melakukan
apapun, agar: Tidak salah memilih, tidak salah langkah, bisa terlaksana dengan
baik.
Apalagi
bila urusan menikah yang mana suami-istri akan menjalin hubungan mulia seumur
hidup (insyaAllah tidak terjadi perceraian).
Bila
sudah istikharah-musyawarah-berfikir & cocok maka jwabannya seperti itu
Tapi
bila tidak cocok maka tidak usah djawab alias didiamkan saja agar laki"
itu tidak sakit hati. Semua orang yang mengerti ajaran Islam tahu kalau
didiamkan berhari" itu tandanya tidak ditrima lamarannya. Otomatis dia
menyadari juga kalau pihak perempuan
tidak suka laki" itu (entah tidak suka akhlaknya, wajahnya, pendidikan
agamanya yang kurang, dll). Didiamkan itu lebih daripada: Dijelaskan kalau
"lamaran anda tidak diterima" atau "mungkin masih belum
jodohnya" Dll
Dalam
akad nikah harus ada mahar/mas kawin. Nah mas kawin itu tidak harus cincin,
apapun bisa, asalkan barang yang bisa dijual seperti penggaris, buku, pakaian,
dll. Disunahkan (dianjurkan) mas kawin itu tidak kurang dari 10 dirham dan
tidak lebih dari 500 dirham (1 dirham : 2,33 g)
Calon
istri yang baik & calon keluarga yang sakinah (tentram)-mawaddah
(cinta)-warahmah (kasih sayang) adalah yang tidak mengatakan 'saya ingin mas
kawin segini'
Tapi
dengan sopan menjawab 'Terserah mempelai laki" saja'. Nabi shallallahu
alaihi wasallam brsabda: 'Perempuan/keluarga yang penuh dengan berkah adalah
yang mempermudah/sedikit mas kawin nya"
Sampai
sekarang saya belum pernah dengar dari guru atau ketemu di kitab kalau
"dianjurkan memberi sesuatu (cincin, dll) ktika lamaran"
Saya
juga belum pernah mendengar dari guru atau ketemu di kitab "sebaiknya
jarak lamaran-nikah itu bagaimana", tapi dalam hadis Nabi shallallahu
alaihi wasallam: "Terburu2 itu dari setan, kecuali d dlm 5 hal, salah
satunya adalah Menikahakan anak perempuan jika sudah baligh". Maka sebaiknya
segera menikah, apalagi kita hidup di zaman yang penuh dengan godaan.
Tapi,
orang tua (mungkin berdasarkan pengalaman beliau) berkata:
"Sebaiknya
jangan jauh" jarak lamaran-menikah"
Nah Nabi
brsabda:
"Ambillah
hikmah (nasehat/ilmu yang bermanfaat) meski dari mulut babi"
Antara
lamaran-menikah sbaiknya tidak ada hubungan apapun antara calon suami &
calon isteri, tidak ada diskon atau dibolehkan ini-itu meski sudah diterima
lamarannya, jadi statusnya seperti sebelum lamaran. Hubungan untuk persiapan
pernikahan itu boleh bagi orang tua laki" dengan orang tua perempuan
(bicarakan tnggal acara, mengundang siapa saja, tempat akad & jamuan tamu,
dll)
Minimalnya
lamaran itu menyampaikan ke orang tua perempuan kalo kita melamarnya.
Kalimatnya apa aja boleh, asal mengandung makna itu & sopan.
Khitbah/lamaran adalah permintaan laki" menikahi perempuan. Maka kalimat
tadi sudah cukup karena sudah mengandung definisi lamaran. Tapi sebaiknya
(disunahkan) baca basmalah, dst seperti tadi, mengikuti ajaran Nabi kita
shallallahu alaihi wasallam.
saya lg stress krna saya umur 42 thn msh nganggur dan jomblo. dulu thn 2003 saat msh kerja saya sering dimutasi, diremehkan orang krna otak dan tenaga saya payah shg saya mengundurkan diri, nyari kerja lg baru sebentar dipecat krna tdk becus kerja. dulu saya kalau nyari jodoh sering ditolak cewe, diremehkan cewe, dibohongi teman, dimanfaatkan teman, diancam org, dipukul orang saat nyari cewe dll.. akibatnya saya selama 15 thn tiap hari marah marah, berkata kotor, susah tidur, kdng banting barang barang, sering berdoa yg buruk buruk dll. buka usaha kecil kecilan di rumah bangkrut, jualan barang secara online tdk laku laku. saya sdh 12 thn agak rajin ibadah tp nasib tdk berubah..dulu thn 2003 saat merantau ke bdg saya melamar cewe nama nya Nur (karyawati iwamatex) org andir ciparay, tp lamaran saya ditolak, saya sampai skrng blm mampu melupakan dia. yg bikin saya cinta mati dg nur krna dia cantik, pendiam, lugu, rajin sholat, tdk matre, jarang keluyuran, dia juga jadi tulang punggung keluarga krna ortu nya petani miskin. saya mengira nur jodoh saya, krna saya kalau ada di dkt dia hidup saya semangat, hati saya damai, tp ternyata dia cewe yg paling sulit saya dapatkan. saya ngejar dia 2 thn saya ditolak habis habisan.. saya sdh nyari yg lain tp sulit. saya org nya dungu dan loyo shg suliit jodoh dan rejeki..
ReplyDelete