Surga

Penghuni Surga abadi di dalam Surga, senantiasa muda, dalam keadaan bahagia, bersandar diatas ranjang, senantiasa dalam keteduhan karena tidak ada matahari, pakaian nya tidak pernah rusak, tidak merasakan lelah, tidak ada rasa dengki terhadap penghuni Surga lainya. Read more

Tuesday, April 2, 2013

Sombong



Allah ta’ala berfirman :
{إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ   }
 “Sesungguhnya Allah tidak meyukai orang-orang yang sombong (Surat An Nahl, Ayat 23).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
{ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ  }
Sombong adalah menolak kebenaran dan menghina manusia” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Hukum sombong adalah haram (ditinggalkan mendapat pahala, jika dilakukan mendapat dosa).
Maka barang siapa yang merasa dirinya lebih baik (lebih pintar, lebih tampan/cantik, atau yang lainya) dan menghina orang lain, atau menolak kebenaran padahal dia mengakuinya, Dia adalah Orang Yang Sombong
Sombong terbagi menjadi 2 bagian:
1.       Sombong di dalam
Yaitu merasa di dalam hatinya bahwa dirinya lebih baik dari yang lain dan menghina orang lain, tanpa disertai perbuatan atau perkataan.
2.       Sombong di luar
Yaitu perbuatan atau perkataan yang menunjukkan bahwa dirinya lebih baik dari yang lain dan menghina orang lain, atau menolak kebenaran padahal dia mengakuinya.
Seperti : berbicara dengan keras/membentak, tidak mau menerima nasehat, dll.

Sesuatu yang disombongkan itu ada 7 perkara, berikut penjelasannya beserta obatnya (cara mengatasinya):
1.       Ilmu pengetahuan. Obatnya : menyadari bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan, tidak hanya sekedar tahu “ini wajib, ini haram” tapi tidak diamalkan. Bahkan dosanya orang yang berilmu itu lebih besar daripada orang yang tidak berilmu, karena orang yang berilmu ketika bermaksiat dalam keadaan tahu bahwa itu maksiat/haram.
2.       Ibadah dan pekerjaan. Obatnya : menyadari bahwa ibadah dan pekerjaan yang baik adalah yang diterima oleh Allah ta’ala meskipun cuma sedikit dan biasa-biasa saja. Bukan ibadah yang banyak tapi tidak sah atau pekerjaan yang keren tapi tidak halal (ex : korupsi di kantor, dll).
3.       Nasab/keturunan. Obatnya : menyadari bahwa orang tua yang shalih atau terkenal tidak bisa memasukkanya ke dalam surga dan menyelamatkannya dari neraka, karena di akhirat nanti segala sesuatunya bergantung pada ibadah yang diterima di sisi Allah ta’ala, bukan keturunan.
4.       Ketampanan/kecantikan. Obatnya : menyadari bahwa ketampanan/kecantikan hanyalah sementara, setelah itu menjadi jelek, lalu menjadi mayat yang dimakan ulat di kuburan, apalagi kalau hatinya ternyata busuk karena dipenuhi penyakit hati (ex : sombong, dengki, dll), tentu orang lain akan menjauhinya jika tahu sifat-sifat burukya itu.
5.       Harta. Obatnya : menyadari bahwa harta itu sesuatu yang tidak melekat pada dirinya, kalau saja hartanya lenyap karena dicuri atau terkena banjir, tentu dirinya menjadi miskin dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Apalagi surga tidak bisa dibeli dengan harta.
6.       Kekuatan. Obatnya : menyadari bahwa sebenarnya dirinya itu lemah dan tidak bisa apa-apa, buktinya ketika Allah Yang Maha Kuasa mengujinya dengan penyakit (ex : sakit kepala) atau musibah (ex : gempa), tentu dia tidak bisa berbuat apapun.
7.       Pengikut. Obatnya : menyadari bahwa pengikutnya tidak bisa memberikan bantuan apapun ketika datang penyakit dan musibah, karena mereka hanyalah makhluk yang lemah. Apalagi jika pengikut-pengikutnya tahu bahwa mereka hanya diperalat, tentu mereka akan menjauh darinya.
Itu adalah obat dari sisi ilmu (menyadari), sedangkan dari sisi amal (perbuatan) adalah dengan memaksa dirinya untuk meniru sifat rendah hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti : sopan dengan orang yang bodoh atau jelek, tidak menyebut-nyebut jumlah ibadah yang telah dilakukan atau jenis pekerjaannya, tidak menjelaskan identitas orang tuanya,  duduk bersama orang-orang miskin, menolong yang lemah, membawa sendiri barang bawaan dari pasar, dll.

No comments:

Post a Comment