- Walimah/pesta pernikahan.
- Suami berperilaku yang baik terhadap istri & sabar terhadap perilaku buruk isteri (ngambek, marah, dll) karena perempuan memang akalnya kurang
- Bercumbu rayu, bergurau & bermain dengan isterinya
- Siasat
- Merusak wibawa suami di hadapan isteri (sehingga istri tidak hormat & patuh suami)
- Merusak akhlak isteri (seperti orang tua zaman ini, banyak yang menuruti semua keinginan anaknya shingga anaknya menjadi manja, malas, nakal, dll)
- Melanggar ajaran islam (misalnya istri minta dibelikan patung utuh, maka tidak boleh dengan alasan no.3, karena patung itu tidak boleh/haram)
- Cemburu yang semestinya
Suami
semestinya memperhatikan 12 hal :
Disunahkan
suami mengadakan walimah, walaupun hanya dengan kurma & tepung (roti)
sebagaimana yang dlakukan Nabi. Sunah menampakkan pernikahan, tidak apa apa menikah siri, tapi sebaiknya
ditampakkan
Hadis:
'Barang siapa (suami) yang sabar terhadap perilaku buruk istrinya, maka Allah
memberinya pahala seperti pahala Nabi Ayyub ketika sabar menerima musibah. Dan
barang siapa (istri) sabar terhadap perilaku buruk suaminya, maka Allah
memberinya pahala sperti pahala Sayyidah Asiyah ketika sabar menerima cobaan'
Kisah...:
Ada seorang istri yang sangat kurang ajar & kasar pada suaminya,
memperlakukanya seperti pembantu, tapi dia sabar akan itu. Hanya saja
lama" kesal juga.
Akhirnya
sang suami tidak betah di rumah & pergi ke gunung agar terhindar dari
perilaku buruk istriny & bisa fokus ibadah di gunung. Sebelum sampai masuk
lorong gunung, dia mendengar ada ahli ibadah (yang telah lama tinggal di
gunung itu) berdoa kepada Allah, minta agar diberi makanan, di dalam doanya,
orang itu bertawasul dengan menyebut nama sang suami, lalu dkabulkan Allah
& muncul makanan di hadapanya. Sang suami kaget karena namanya dijadikan
tawasul, lalu bertanya ke orang itu
'siapa
nama yang kamu sebut tadi ketika twasul?'
'Dia
adalah wali Allah karena telah bersabar terhadap isterinya'
Seketika
itu juga dia pulang ke rumah & bilang ke isteri
"Mulai
sekarang berbuatlah sesukamu"
Si
isteri pun kaget karena suaminya tiba" berubah
Ada mencegah rasa sakit yang dtimbulkan istri. Ada sabar menerima rasa sakit yang ditimbulkan isteri. Nah, 'berperilaku baik terhadap istri yang dimaksud ulama adalah yang kedua, bukan yang pertama.
Nabi
Muhammad shallallahu alahi wasallam menurunkan level akalnya (menyetarakan)
sehingga beliau bergurau dengan isterinya, balapan dengan sayyidah Aisyah
Sayyidina
Umar brkata 'Sebaiknya seorang suami itu jika bersama isteri seperti anak
kecil, tapi jika di luar rumah menjadi orang yang berwibawa'
Bila
bercumbu rayu, bergurau, menuruti keinginannya, dan berperilaku kepadanya
harus dijaga kadar dan jenisnya, jangan sampai:
Pesan
Sayyidina Luqman kepada anaknya: 'Waspadalah terhadap perempuan (istri) yang
shalihah'. Punya istri shalihah saja masih perlu waspada, apalgi yang
thalihah. Thalihah itu lawan kata Shalihah.
Ulama
brkata 'Karena di dalam diri perempuan ada bahaya & sifat lemah', maka
solusi bahaya itu adalah siasat & solusi sifat lemah itu adalah
bergurau-belas kasih.
Dokter
yang ahli adalah yang bisa mengobati sesuai jenis pnyakitnya. Maka hendaklah
suami melihat/meneliti dulu perilaku isteri dengan percobaan, lalu
memperlakukannya dengan perilaku yang dapat mengobatinya/memprbaikinya sesuai
kondisi istri.
Bila
ada tanda penyelewengan (istri mengobrol mesra di facebook dengan temannya,
mengobrol dengan mantan, menelfon lelaki berjam", dll) maka cemburu
ketika itu mendapat pahala. Tapi bila tidak ada tanda penyelewengan lalu
cemburu, ya jangan, itu over namanya (misal ada lelaki tersesat lalu meminta
arahan dari istri anda, dll)
Nah,
solusi agar semua kemungkinan penyelewengan itu tertutup & lenyap adalah
isteri
tidak menemui/menelpon/sms/bb/chat laki" manapun & tidak keluar rumah
Nabi
bertanya kepada Sayyidah Fatimah (putrinya)
'Apa
perkara yang baik bagi perempuan?'
'Tidak
melihat pria & tidak dilihat pria'
Nabi
setuju dengannya lalu memeluknya.
No comments:
Post a Comment